Psycho Coffee Morning
Oleh : Ani Ch, pemerhati pendidikan anak dan keluarga, bermukim di Sidoarjo
☕▫☕▫☕▫☕▫☕
Edisi Pendidikan Anak
Kamis, 5 Januari 2017
Pengasuhan Remaja (1)
☕▫☕▫☕▫☕▫☕
Pak Tino baru sadar...akhir-akhir ini dia sadar, bahwa salah tingkah jadi responnya ketika bersama putrinya yang usia 14 tahun.
Apa karena sedikit waktu ketemu, jarang ngobrol...jadi aneh..kalo dia mulai pembicaraan, putrinya jawabnya pendek-pendek...
Sekolahmu baik? baik...
Kamu ikut ekskul apa? paduan suara..
Teman-temanmu di sekolah yang baru ini, asyik nggak? biasa aja...dan pak tini merasa di belakang kaya 'biasa aja' ada kalimat lain...ngapain sie papa nanya-nanya?
Hmm...teman, inilah salah satu tanda adanya persoalan orangtua dan remaja, mulai terjadi ketidaklancaran dalam berkomunikasi.
Pak Dino lebih pusing...anaknya laki-laki, 15 tahun...bersikap temperamental..jika disuruh, menolak.jika diingatkan, berdalih. jika dinasehati, membantah. jika dilarang, marah-marah
Mas..itu lho, barangmu bereskan...iyaa..iya..tau, bentar. lagian biar mbak aja yg beresin nanti, aku sibuk nih.
Mas, ini kan sudah malam, waktunya tidur, jangan hapean mulu....tanggung ma...ini lagi ngobrolin tugas kok.
Mas, papa rasa..kamu terlalu banyak main laptop, nilai-nilaimu nanti bagaimana? Ini bukan main pa...ini proyek aku sama temen-temen aku..papa mesti cuma mikir nilai aja.
Mas, nggak usah keluar malem minggu ini, ita ada acara di rumah nenek...Apaaan sih..gak mau ikut..
☕▫☕▫☕▫☕
Mengapa hal seperti di atas bisa terjadi?
Karena remaja ada di usia labil, masa pemberontak, masa pencarian jati diri, dst..
Ya itu adalah jawaban psikologi umum yang biasa kita terima...kemudian kita 'memaklumi' kondisi tersebut..dan mencoba hidup dengan 'kenyataan' tersebut...terima remaja apa adanya, bantu mereka menemukan jati diri, jadikan mereka teman, dst...
Apakah itu menyelesaikan masalah? ternyata tidak juga..mengapa?
Karena kita salah menjawab pertangaan di awal, mengapa remaja kita seperti itu? karena mereka tidak disiapkan untuk datangnya 'masa remaja' itu...bahkan kita telah salah menamai "remaja" sebagai masa transisi menuju dewasa...harusnya, "remaja" adalah anak-anak yang menjelma sebagai pemuda yang siap menghadapi perubahan. Dan harusnya ini disiapkan sejak masa kanak-kanak, agat mereka siap menjadi pemuda..yang sudah matang, mandiri, dan bahkan sudah dewasa.
Kita lupa, bahwa hanya ada dua fase penting dalam kehidupan, masa anak-anak dan masa baligh, dimana baligj artinya anak sudah siap menanggung apa ditanggung orang dewasa, tanggung jawab pribadi, sosial, agama, surga dan nerakanya masing-masing.
Lalu bagaimana merubah dogma 'remaja adalah masa transisi' yang sudah terlanjur terjadi, menjadi pemikiran baru 'remaja adalah pemuda yang siap menghadapi perubahan jaman', kita akan bahas di edisi berikutnya, in syaa Allah
☕▫☕▫☕▫☕▫☕
For feedbacks please email to psychocoffeemorning@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjunganya di blog bayiceria