https://jurnalbayiceria.blogspot.co.id/https://jurnalbayiceria.blogspot.co.id/search/label/kegiatan?m=0https://jurnalbayiceria.blogspot.co.id/search/label/parenting?m=0https://jurnalbayiceria.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Kamis, 29 Desember 2016

Hal sederhana yang bikin anak bahagia


Hal sederhana yang bikin anak bahagia


Pasir kinetic dari pasir kali


Pasir kinetic dari pasir kali


Water kingdom "cileungsi, Bogor"


Water kingdom "cileungsi, Bogor"


Membaca buku dan calistung lewat gambar


Membaca buku dan calistung lewat gambar


Family time


Family time


Bermain peran


Bermain peran


Koki cilik beraksi


Koki cilik beraksi


Calistung lewat gambar


Calistung lewat gambar


Jemuran baju kertas


Jemuran baju kertas


Mengenal rayap lewat buku


Mengenal rayap lewat buku


Doa untuk anakku


Doa untuk anakku


Melihat danau di mekarsari


Melihat danau di mekarsari


Haji Agus Salim terapkan "Homeschooling"

Ini saya copas dari artikel yang beredar di grub Wa, menginspirasi sekali


Haji Agus Salim Terapkan "Homeschooling"
Ia adalah praktisi "homeschooling", pendidik yang hebat, dan jenius 9 bahasa—termasuk "bahasa kambing" rasanya belum semua orang dengar.

Haji Agus Salim Terapkan ''Homeschooling''Haji Agus Salim.
Sebagai Pahlawan Nasional, kenegarawanan H. Agus Salim sudah sangat dikenal. Tapi sebagai praktisi homeschooling, pendidik yang hebat, dan jenius 9 bahasa - termasuk "bahasa kambing" rasanya belum semua orang dengar.

Tiap orangtua punya cara sendiri dalam menggembleng anak-anaknya. Termasuk H. Agus Salim saat menjalankan metode homeschooling. Dia tidak pernah menentukan jam belajar dan bermain bagi anak-anaknya, namun setiap ada kesempatan ia gunakan untuk mendidik mereka. Caranya, selalu mendorong anak-anaknya untuk ingin tahu dan memberikan alat untuk memuaskan keinginan tahu tersebut. Karena waktu itu belum ada internet, tentu saja sarananya adalah buku.

Nyanyi tari Belanda

Mohammad Roem (kelak menjadi tokoh Masyumi dan beberapa kali menjadi Menteri), sewaktu berusia 20 tahun sering datang ke rumah Agus Salim. Dia ikut menyaksikan bagaimana homeschooling itu terlaksana. Suatu kali, Syaukat, anak Agus yang baru berusia 4 tahun keluar kamar tidur, minta punggungnya digaruk ayahnya karena gatal. Balita itu berbicara bahasa Belanda dengan baik. Konon, sejak bayi mereka sudah diajak bicara bahasa Belanda dan diajari menyanyi Belanda.

Tanggal 28 Oktober 1928, ketika W.R. Supratman menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan biola, putri pertama Agus Salim, Dolly, saat itu berusia 15 tahun, mengiringi dengan piano. Dolly sejak usia 6 tahun sudah membaca buku detektif berbahasa Belanda. Adiknya, Totok, juga didapati Mohammad Roem sedang membaca buku Mahabarata - pun dalam bahasa Belanda.

Jef Last, wartawan dan aktivis sosialis Belanda pernah bertanya, mengapa putra Agus Salim (Islam Salim) begitu fasih berbahasa Inggris, padahal ia tidak belajar di sekolah? Agus Salim dengan enteng menjawab, "Apakah Anda pernah mendengar tentang sekolah tempat kuda belajar meringkik? Kuda-kuda tua meringkik sebelum anak-anak kuda ikut meringkik. Begitu pun saya, meringkik dalam bahasa Inggris dan putra saya Islam juga meringkik dalam bahasa Inggris."

Hebatnya, masih menurut Jef Last, Agus Salim bahkan juga menguasai "bahasa kambing dan kuda". Dalam suatu pertemuan, setiap akhir kalimat yang disampaikan Agus Salim selalu disambut oleh para pemuda dengan sahutan "mbek, mbek, mbek". Itu untuk mengejek janggutnya yang panjang seperti janggut kambing.

Saat itu, Agus Salim langsung menukas, "Tunggu sebentar. Sungguh menyenangkan, kambing-kambing pun mendatangi ruangan ini untuk mendengar pidato saya. Sayang mereka kurang mengerti bahasa manusia, sehingga menyela dengan cara yang kurang pantas. Saya sarankan kepada mereka agar keluar ruangan sekadar makan rumput di lapangan. Kalau pidato saya untuk manusia ini selesai, mereka akan disilakan masuk kembali dan saya akan berpidato dalam bahasa kambing untuk mereka." Keadaan tiba-tiba berbalik, para pemuda itu tidak keluar tetapi diam karena malu.

Jenius 9 bahasa

Meskipun seorang poliglot yang mahir banyak bahasa, namun Agus Salim justeru yang pertama kali berpidato dalam bahasa Melayu/Indonesia di sidang Dewan Rakyat (Volksraad), sehingga menggegerkan Belanda. Lawan berundingnya dari pihak Belanda mengakui, "Orangtua yang sangat pandai ini seorang jenius dalam bidang bahasa, mampu berbicara dan menulis dengan sempurna dalam paling sedikit sembilan bahasa, dan mempunyai hanya satu kelemahan, yaitu selama hidupnya melarat," demikian Prof Schermerhorn, dalam catatan hariannya, 14 Oktober 1946.

Prof George Kahin menuturkan, suatu hari ia mengundang Agus Salim dan Ngo Dinh Diem makan di ruang dosen Cornell University. Salim waktu itu sebagai pembicara tamu di Universitas tersebut, sedangkan Ngo Dinh Diem sedang mengumpulkan dukungan bagi Vietnam Selatan. Tokoh yang terkenal jago omong itu kemudian menjadi Perdana Menteri di negerinya. Kahin terperangah karena kedua tokoh itu asyik berdebat dalam bahasa Prancis. Ia lebih terperangah lagi, Agus Salim ternyata bisa membuat Diem menjadi pendengar yang baik.

Salim memang tidak pernah minder berhadapan dengan tokoh asing. Ketika mewakili Presiden Soekarno menghadiri upacara penobatan Ratu Inggris Elisabeth tahun 1953, ia agak kesal dengan suami Ratu (Pangeran Philip) yang kurang perhatian terhadap tamu asing yang datang dari negeri-negeri jauh. Agus Salim lalu menghampiri dan mengayun-ayunkan rokok kreteknya di sekitar hidung Pangeran.

"Apakah Paduka mengenali aroma rokok ini?" Dengan ragu-ragu menghirup rokok itu, Pangeran mengakui tidak mengenal aroma tersebut. Agus Salim pun dengan tersenyum, lalu berujar, "Itulah sebabnya 300 atau 400 tahun yang lalu bangsa Paduka mengarungi lautan mendatangi negeri saya." Maka suasana pun menjadi cair, Sang Pangeran mulai ramah meladeni tamunya.

Agus Salim dikenal juga sangat disiplin dalam mendidik diri dan keluarganya. Setelah anak pertama lahir, selama sekitar 18 tahun keluarganya hanya makan sayur segar tanpa daging. Padahal, dalam keluarga Minang, makan daging seperti rendang adalah santapan utama.

Ada dua alasan yang mendorongnya melakukan hal tersebut. Pertama, seperti diceritakan anaknya, karena ia menderita ambeien, sehingga oleh dokter dianjurkan banyak makan sayur dan berpantang daging. Namun ada pula sumber lain yang mengatakan, Salim takut karena istrinya adalah saudara sepupunya sendiri, kuatir hal itu menyebabkan anak-anaknya cacat. Sebab itu perlu dilakukan diet kesehatan yang sangat ketat agar putra-putrinya yang dilahirkan juga sehat.

Den Bagus jadi Agus

Agus Salim dilahirkan di Koto Gadang, Bukittinggi, tahun 1884 dan wafat di Jakarta tahun 1954. Ketika dilahirkan, ia bernama Masyudul Haq, nama seorang tokoh dari sebuah buku yang dibaca ayahnya, Sutan Mohammad Salim. Nama adalah doa, kata Nabi, maka dalam pemberian nama itu terkandung harapan agar sang putra kelak menjadi pembela kebenaran.

Ketika Masyudul kecil, ia diasuh oleh seorang pembantu asal Jawa yang memanggil anak majikannya "den bagus" yang kemudian dipendek jadi "gus". Kemudian teman sekolah dan guru-gurunya pun ikut memanggilnya "Agus". Sumber lain menyebut, nama "August" ditambahkan oleh gurunya sewaktu sekolah dasar.

Ketika berusia 6 tahun, ayahnya menjadi Jaksa Kepala untuk daerah Riau dan sekitarnya. Agus diterima di Sekolah Dasar Belanda Europeese Lager School (ELS). Kepala sekolah senang akan kecerdasannya dan menawari untuk tinggal di rumahnya. Sang ayah setuju, dengan syarat anaknya setiap hari tetap pulang dan tidur di rumah. Jadi, saat makan pagi, siang, dan malam, Agus Salim berada di rumah Kepala Sekolah. Itulah sebabnya ia sangat fasih berbahasa Belanda.

Setelah lulus dari ELS ia dikirim ke Batavia untuk belajar di Hogere Burger School (HBS). Ia lulus dengan angka tertinggi tidak saja di sekolahnya, tetapi juga untuk HBS lain (Bandung dan Surabaya). Namanya menjadi terkenal di seantero Hindia Belanda di kalangan kaum kolonial dan terpelajar.

Pada 1905, Snouck Hurgronye mengusulkan kepada pemerintah Belanda, eksperimen penempatan tenaga pribumi pada perwakilan Belanda di luar negeri. Agus mendapat tawaran bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah sebagai penerjemah dan mengurus urusan haji. Di kota ini ia memperoleh kesempatan untuk memperdalam Agama Islam.

Sepulang dari Tanah Suci, Salim sempat bekerja di Dinas Pekerjaan Umum. Namun, ia keluar dari birokrasi Belanda dan mendirikan sekolah swasta di kampungnya di Koto Gadang. Hanya sebentar, ia kemudian berangkat lagi ke Jakarta dan terjun ke dunia politik melalui Syarikat Islam (SI).

Kritis tapi tetap cerdas

Semasa penjajahan, ia tidak pernah ditangkap oleh Belanda. Baru setelah Indonesia merdeka ia beberapa kali diasingkan bersama dengan pemimpin nasional lainnya. Mengapa Belanda tidak menangkapnya? Salah satu kemungkinan, lantaran gaya bahasa Agus Salim yang kritis dan tajam tetapi disampaikan secara halus dan cerdas. Ia beberapa kali menjadi pengelola surat kabar dan sangat produktif menulis, baik tajuk rencana maupun artikel lainnya. Di Harian Neraca, 25 September 1917, ia menulis "dalam negeri kita, janganlah kita yang menumpang".

Setelah Indonesia merdeka, ia beberapa kali menduduki posisi Menteri Muda, kemudian Menteri Luar Negeri. Pengakuan negara-negara Arab atas kemerdekaan Indonesia tahun 1947 dapat dianggap sebagai jasa Agus Salim bersama beberapa tokoh nasional lainnya. Sebelumnya, sempat selama tiga bulan mereka mengembara di Timur Tengah dengan kondisi keuangan yang sangat terbatas sebagai utusan negara yang baru merdeka.

Selain penghargaan terhadap demokrasi, Agus Salim juga sangat memperhatikan bidang hukum. Di harian Fadjar Asia, 29 November 1927 ia menulis tentang polisi dan rakyat: "sikap polisi terhadap rakyat, istimewa keganasan dan kebuasan polisi dalam memeriksa orang yang kena dakwa atau yang hanya kena sangka-sangka rupanya belum berubah-ubah. Hampir tiap hari ada pesakitan di depan landraad yang mencabut "pengakuan" di depan polisi yang lahir bukan karena betul kejadian melainkan hanya karena kekerasan siksa."

Bagi saya, kekaguman terhadap tokoh tidak identik dengan kultus individu, karena setiap orang pasti memiliki kelemahan. Di dalam tulisan Michael F. Laffan, "Between Batavia and Mecca, Images of Agoes Salim from the Leiden University Library, Archipel No. 65", Tahun 2003 terdapat foto Agus Salim dan keluarga semasa ia bertugas di Jeddah, "Salim had married locally in order to be nursed when sick". Saya tanyakan kepada salah seorang putri Agus Salim, tiga tahun silam, yang mengakui bahwa memang benar Agus Salim pernah menikah ketika berada di Jeddah.

Kehebatan seorang tokoh justru terlihat, ketika di balik kehebatannya, ia tetap tampil sebagai manusia.

(Agus Surono, Sumber: Intisari-online.com)

Haji Agus Salim terapkan "Homeschooling"

Ini saya copas dari artikel yang beredar di grub Wa, menginspirasi sekali


Haji Agus Salim Terapkan "Homeschooling"
Ia adalah praktisi "homeschooling", pendidik yang hebat, dan jenius 9 bahasa—termasuk "bahasa kambing" rasanya belum semua orang dengar.

Haji Agus Salim Terapkan ''Homeschooling''Haji Agus Salim.
Sebagai Pahlawan Nasional, kenegarawanan H. Agus Salim sudah sangat dikenal. Tapi sebagai praktisi homeschooling, pendidik yang hebat, dan jenius 9 bahasa - termasuk "bahasa kambing" rasanya belum semua orang dengar.

Tiap orangtua punya cara sendiri dalam menggembleng anak-anaknya. Termasuk H. Agus Salim saat menjalankan metode homeschooling. Dia tidak pernah menentukan jam belajar dan bermain bagi anak-anaknya, namun setiap ada kesempatan ia gunakan untuk mendidik mereka. Caranya, selalu mendorong anak-anaknya untuk ingin tahu dan memberikan alat untuk memuaskan keinginan tahu tersebut. Karena waktu itu belum ada internet, tentu saja sarananya adalah buku.

Nyanyi tari Belanda

Mohammad Roem (kelak menjadi tokoh Masyumi dan beberapa kali menjadi Menteri), sewaktu berusia 20 tahun sering datang ke rumah Agus Salim. Dia ikut menyaksikan bagaimana homeschooling itu terlaksana. Suatu kali, Syaukat, anak Agus yang baru berusia 4 tahun keluar kamar tidur, minta punggungnya digaruk ayahnya karena gatal. Balita itu berbicara bahasa Belanda dengan baik. Konon, sejak bayi mereka sudah diajak bicara bahasa Belanda dan diajari menyanyi Belanda.

Tanggal 28 Oktober 1928, ketika W.R. Supratman menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan biola, putri pertama Agus Salim, Dolly, saat itu berusia 15 tahun, mengiringi dengan piano. Dolly sejak usia 6 tahun sudah membaca buku detektif berbahasa Belanda. Adiknya, Totok, juga didapati Mohammad Roem sedang membaca buku Mahabarata - pun dalam bahasa Belanda.

Jef Last, wartawan dan aktivis sosialis Belanda pernah bertanya, mengapa putra Agus Salim (Islam Salim) begitu fasih berbahasa Inggris, padahal ia tidak belajar di sekolah? Agus Salim dengan enteng menjawab, "Apakah Anda pernah mendengar tentang sekolah tempat kuda belajar meringkik? Kuda-kuda tua meringkik sebelum anak-anak kuda ikut meringkik. Begitu pun saya, meringkik dalam bahasa Inggris dan putra saya Islam juga meringkik dalam bahasa Inggris."

Hebatnya, masih menurut Jef Last, Agus Salim bahkan juga menguasai "bahasa kambing dan kuda". Dalam suatu pertemuan, setiap akhir kalimat yang disampaikan Agus Salim selalu disambut oleh para pemuda dengan sahutan "mbek, mbek, mbek". Itu untuk mengejek janggutnya yang panjang seperti janggut kambing.

Saat itu, Agus Salim langsung menukas, "Tunggu sebentar. Sungguh menyenangkan, kambing-kambing pun mendatangi ruangan ini untuk mendengar pidato saya. Sayang mereka kurang mengerti bahasa manusia, sehingga menyela dengan cara yang kurang pantas. Saya sarankan kepada mereka agar keluar ruangan sekadar makan rumput di lapangan. Kalau pidato saya untuk manusia ini selesai, mereka akan disilakan masuk kembali dan saya akan berpidato dalam bahasa kambing untuk mereka." Keadaan tiba-tiba berbalik, para pemuda itu tidak keluar tetapi diam karena malu.

Jenius 9 bahasa

Meskipun seorang poliglot yang mahir banyak bahasa, namun Agus Salim justeru yang pertama kali berpidato dalam bahasa Melayu/Indonesia di sidang Dewan Rakyat (Volksraad), sehingga menggegerkan Belanda. Lawan berundingnya dari pihak Belanda mengakui, "Orangtua yang sangat pandai ini seorang jenius dalam bidang bahasa, mampu berbicara dan menulis dengan sempurna dalam paling sedikit sembilan bahasa, dan mempunyai hanya satu kelemahan, yaitu selama hidupnya melarat," demikian Prof Schermerhorn, dalam catatan hariannya, 14 Oktober 1946.

Prof George Kahin menuturkan, suatu hari ia mengundang Agus Salim dan Ngo Dinh Diem makan di ruang dosen Cornell University. Salim waktu itu sebagai pembicara tamu di Universitas tersebut, sedangkan Ngo Dinh Diem sedang mengumpulkan dukungan bagi Vietnam Selatan. Tokoh yang terkenal jago omong itu kemudian menjadi Perdana Menteri di negerinya. Kahin terperangah karena kedua tokoh itu asyik berdebat dalam bahasa Prancis. Ia lebih terperangah lagi, Agus Salim ternyata bisa membuat Diem menjadi pendengar yang baik.

Salim memang tidak pernah minder berhadapan dengan tokoh asing. Ketika mewakili Presiden Soekarno menghadiri upacara penobatan Ratu Inggris Elisabeth tahun 1953, ia agak kesal dengan suami Ratu (Pangeran Philip) yang kurang perhatian terhadap tamu asing yang datang dari negeri-negeri jauh. Agus Salim lalu menghampiri dan mengayun-ayunkan rokok kreteknya di sekitar hidung Pangeran.

"Apakah Paduka mengenali aroma rokok ini?" Dengan ragu-ragu menghirup rokok itu, Pangeran mengakui tidak mengenal aroma tersebut. Agus Salim pun dengan tersenyum, lalu berujar, "Itulah sebabnya 300 atau 400 tahun yang lalu bangsa Paduka mengarungi lautan mendatangi negeri saya." Maka suasana pun menjadi cair, Sang Pangeran mulai ramah meladeni tamunya.

Agus Salim dikenal juga sangat disiplin dalam mendidik diri dan keluarganya. Setelah anak pertama lahir, selama sekitar 18 tahun keluarganya hanya makan sayur segar tanpa daging. Padahal, dalam keluarga Minang, makan daging seperti rendang adalah santapan utama.

Ada dua alasan yang mendorongnya melakukan hal tersebut. Pertama, seperti diceritakan anaknya, karena ia menderita ambeien, sehingga oleh dokter dianjurkan banyak makan sayur dan berpantang daging. Namun ada pula sumber lain yang mengatakan, Salim takut karena istrinya adalah saudara sepupunya sendiri, kuatir hal itu menyebabkan anak-anaknya cacat. Sebab itu perlu dilakukan diet kesehatan yang sangat ketat agar putra-putrinya yang dilahirkan juga sehat.

Den Bagus jadi Agus

Agus Salim dilahirkan di Koto Gadang, Bukittinggi, tahun 1884 dan wafat di Jakarta tahun 1954. Ketika dilahirkan, ia bernama Masyudul Haq, nama seorang tokoh dari sebuah buku yang dibaca ayahnya, Sutan Mohammad Salim. Nama adalah doa, kata Nabi, maka dalam pemberian nama itu terkandung harapan agar sang putra kelak menjadi pembela kebenaran.

Ketika Masyudul kecil, ia diasuh oleh seorang pembantu asal Jawa yang memanggil anak majikannya "den bagus" yang kemudian dipendek jadi "gus". Kemudian teman sekolah dan guru-gurunya pun ikut memanggilnya "Agus". Sumber lain menyebut, nama "August" ditambahkan oleh gurunya sewaktu sekolah dasar.

Ketika berusia 6 tahun, ayahnya menjadi Jaksa Kepala untuk daerah Riau dan sekitarnya. Agus diterima di Sekolah Dasar Belanda Europeese Lager School (ELS). Kepala sekolah senang akan kecerdasannya dan menawari untuk tinggal di rumahnya. Sang ayah setuju, dengan syarat anaknya setiap hari tetap pulang dan tidur di rumah. Jadi, saat makan pagi, siang, dan malam, Agus Salim berada di rumah Kepala Sekolah. Itulah sebabnya ia sangat fasih berbahasa Belanda.

Setelah lulus dari ELS ia dikirim ke Batavia untuk belajar di Hogere Burger School (HBS). Ia lulus dengan angka tertinggi tidak saja di sekolahnya, tetapi juga untuk HBS lain (Bandung dan Surabaya). Namanya menjadi terkenal di seantero Hindia Belanda di kalangan kaum kolonial dan terpelajar.

Pada 1905, Snouck Hurgronye mengusulkan kepada pemerintah Belanda, eksperimen penempatan tenaga pribumi pada perwakilan Belanda di luar negeri. Agus mendapat tawaran bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah sebagai penerjemah dan mengurus urusan haji. Di kota ini ia memperoleh kesempatan untuk memperdalam Agama Islam.

Sepulang dari Tanah Suci, Salim sempat bekerja di Dinas Pekerjaan Umum. Namun, ia keluar dari birokrasi Belanda dan mendirikan sekolah swasta di kampungnya di Koto Gadang. Hanya sebentar, ia kemudian berangkat lagi ke Jakarta dan terjun ke dunia politik melalui Syarikat Islam (SI).

Kritis tapi tetap cerdas

Semasa penjajahan, ia tidak pernah ditangkap oleh Belanda. Baru setelah Indonesia merdeka ia beberapa kali diasingkan bersama dengan pemimpin nasional lainnya. Mengapa Belanda tidak menangkapnya? Salah satu kemungkinan, lantaran gaya bahasa Agus Salim yang kritis dan tajam tetapi disampaikan secara halus dan cerdas. Ia beberapa kali menjadi pengelola surat kabar dan sangat produktif menulis, baik tajuk rencana maupun artikel lainnya. Di Harian Neraca, 25 September 1917, ia menulis "dalam negeri kita, janganlah kita yang menumpang".

Setelah Indonesia merdeka, ia beberapa kali menduduki posisi Menteri Muda, kemudian Menteri Luar Negeri. Pengakuan negara-negara Arab atas kemerdekaan Indonesia tahun 1947 dapat dianggap sebagai jasa Agus Salim bersama beberapa tokoh nasional lainnya. Sebelumnya, sempat selama tiga bulan mereka mengembara di Timur Tengah dengan kondisi keuangan yang sangat terbatas sebagai utusan negara yang baru merdeka.

Selain penghargaan terhadap demokrasi, Agus Salim juga sangat memperhatikan bidang hukum. Di harian Fadjar Asia, 29 November 1927 ia menulis tentang polisi dan rakyat: "sikap polisi terhadap rakyat, istimewa keganasan dan kebuasan polisi dalam memeriksa orang yang kena dakwa atau yang hanya kena sangka-sangka rupanya belum berubah-ubah. Hampir tiap hari ada pesakitan di depan landraad yang mencabut "pengakuan" di depan polisi yang lahir bukan karena betul kejadian melainkan hanya karena kekerasan siksa."

Bagi saya, kekaguman terhadap tokoh tidak identik dengan kultus individu, karena setiap orang pasti memiliki kelemahan. Di dalam tulisan Michael F. Laffan, "Between Batavia and Mecca, Images of Agoes Salim from the Leiden University Library, Archipel No. 65", Tahun 2003 terdapat foto Agus Salim dan keluarga semasa ia bertugas di Jeddah, "Salim had married locally in order to be nursed when sick". Saya tanyakan kepada salah seorang putri Agus Salim, tiga tahun silam, yang mengakui bahwa memang benar Agus Salim pernah menikah ketika berada di Jeddah.

Kehebatan seorang tokoh justru terlihat, ketika di balik kehebatannya, ia tetap tampil sebagai manusia.

(Agus Surono, Sumber: Intisari-online.com)

Jumat, 23 Desember 2016

Mengapa kami memilih homeschooling

Mengapa kami memilih homeschooling

Matrikulasi IIP batch 2 telah usai

Alhamdulillah… Senang sekali rasanya Alloh SWT mempertemukan saya dengan komunitas IIP ini dan bisa membawa saya pada kelas matrikulasi IIP, saya seorang Ibu rumah tangga yang sedang mencoba menjalankan homeschooling bagi anak anak saya yang masih usia balita, mencoba membersamai anak2 dalam setiap kegiatanya, banyak belajar dan mencari ilmu dari berbagai sumber, namun sering kali keteter dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Setelah mengikuti matrikulasi ini, saya jadi tau tahapan mengapa saya masih suka keteter dan repot dalam rumah tangga, faktornya adalah karena saya belum memiliki jadwal yang terencana ( seperti 7 to 7) dan masih suka menunda nunda, dengan mengikuti matrikulasi IIP saya jadi makin mengerti kesalahan2 saya sebelumnya dan berusaha memperbaiki diri setelah mengetahui tips trik dan ilmunya. Disini saya belajar membagi waktu dengan baik, memahami diri dan keluarga, belajar  bagaimana menjadi bunda sayang, bunda cekatan dan bunda produktif :)

Dari bunda septy beserta keluarga dan semua teman2 di IIP ini juga, saya belajar dari ibu2 pembelajar lainnya, belajar semangat, belajar sabar, dan belajar menjalani proses kehidupan, dan bisa mengambil hikmah dari setiap proses kehidupan, sampai pada hal  pertanyaan “untuk apa saya di ciptakan di muka bumi ini "

Segala sesuatu itu ada prosesnya, dan untuk mencapai hal besarpun, harus di mulai dari proses2 yang kecil, seperti yang saya lakukan sekarang adalah dengan menempel pengingat2 " GERAKAN PERUBAHAN “ pada setiap sesuatu yang ingin saya perbaiki, dengan menempel itu pada dinding, harapan saya… bukan hanya menjadi pengingat diri saya pribadi, namun pada anggota keluarga saya, dan bisa menjadi pengingat ketika saya berjalan di luar itu.

Jadi kesimpulanya, mengikuti matrikulasi ini sangat penting dan bermanfaat bagi saya pribadi pada khususnya, pada keluarga dan masyarakat sosial.karena dengan ilmu yang tepat, kita tidak akan mengalami tsunami informasi, akan memahami minat dan bakat kita, potensi kita dalam kehidupan. Tetap semangat dan terus belajar sampai kapanpun dan sampai usia berapapun, karena kelas matrikulasi ini bisa di ikuti oleh berbagai usia dari yang pra nikah, sudah nikah maupun usia lanjut (y)

Setelah selesai mengikuti matrikulasi ini, senang sekali rasanya, karena hati lebih tertata, jadwal harian rasanya lebih tercapai, dan lebih berfokus dalam mencari dan menerima informasi sesuai yang di butuhkan, dan suami saya makin sayang karena melihat istrinya minim marah dan teriak karena lebih enjoy menghadapi kenyataan hidup yang di pilih, hehehe


Salam semangat


Ade Erlina

Matrikulasi IIP batch 2 telah usai

Alhamdulillah… Senang sekali rasanya Alloh SWT mempertemukan saya dengan komunitas IIP ini dan bisa membawa saya pada kelas matrikulasi IIP, saya seorang Ibu rumah tangga yang sedang mencoba menjalankan homeschooling bagi anak anak saya yang masih usia balita, mencoba membersamai anak2 dalam setiap kegiatanya, banyak belajar dan mencari ilmu dari berbagai sumber, namun sering kali keteter dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Setelah mengikuti matrikulasi ini, saya jadi tau tahapan mengapa saya masih suka keteter dan repot dalam rumah tangga, faktornya adalah karena saya belum memiliki jadwal yang terencana ( seperti 7 to 7) dan masih suka menunda nunda, dengan mengikuti matrikulasi IIP saya jadi makin mengerti kesalahan2 saya sebelumnya dan berusaha memperbaiki diri setelah mengetahui tips trik dan ilmunya. Disini saya belajar membagi waktu dengan baik, memahami diri dan keluarga, belajar  bagaimana menjadi bunda sayang, bunda cekatan dan bunda produktif :)

Dari bunda septy beserta keluarga dan semua teman2 di IIP ini juga, saya belajar dari ibu2 pembelajar lainnya, belajar semangat, belajar sabar, dan belajar menjalani proses kehidupan, dan bisa mengambil hikmah dari setiap proses kehidupan, sampai pada hal  pertanyaan “untuk apa saya di ciptakan di muka bumi ini "

Segala sesuatu itu ada prosesnya, dan untuk mencapai hal besarpun, harus di mulai dari proses2 yang kecil, seperti yang saya lakukan sekarang adalah dengan menempel pengingat2 " GERAKAN PERUBAHAN “ pada setiap sesuatu yang ingin saya perbaiki, dengan menempel itu pada dinding, harapan saya… bukan hanya menjadi pengingat diri saya pribadi, namun pada anggota keluarga saya, dan bisa menjadi pengingat ketika saya berjalan di luar itu.

Jadi kesimpulanya, mengikuti matrikulasi ini sangat penting dan bermanfaat bagi saya pribadi pada khususnya, pada keluarga dan masyarakat sosial.karena dengan ilmu yang tepat, kita tidak akan mengalami tsunami informasi, akan memahami minat dan bakat kita, potensi kita dalam kehidupan. Tetap semangat dan terus belajar sampai kapanpun dan sampai usia berapapun, karena kelas matrikulasi ini bisa di ikuti oleh berbagai usia dari yang pra nikah, sudah nikah maupun usia lanjut (y)

Setelah selesai mengikuti matrikulasi ini, senang sekali rasanya, karena hati lebih tertata, jadwal harian rasanya lebih tercapai, dan lebih berfokus dalam mencari dan menerima informasi sesuai yang di butuhkan, dan suami saya makin sayang karena melihat istrinya minim marah dan teriak karena lebih enjoy menghadapi kenyataan hidup yang di pilih, hehehe


Salam semangat


Ade Erlina

Kuntum farm field

27 september 2016 kami jalan2 ke kuntum farm field bogor, disana anak2 happy sekali karena bisa ngasih makan sapi, kambing, kelinci, disana kami juga memancing ikan, lumayan lho dapet banyak dan bisa di beli untuk di bawa ke rumah.. Per kilo 20rb atau 40rb agak lupa :D soalnya kmrn dapetnya 1/2 atau 1kg bayarnya 20rb. Tiket masuknya cukup murah 40rb/org, disana ada wahana berkuda juga, tp kemarin belum sempet nyobain berkudanya. Cukup lumayan kalo hanya untuk bersantai, dan menyenangkan anak2. Ada musholanya, ada sayur mayur yang bisa di petik.

Video asiknya di wisata ini bisa di lihat di sini  ------> http s://youtu.be/46nQ7snjK0w

Kuntum farm field

27 september 2016 kami jalan2 ke kuntum farm field bogor, disana anak2 happy sekali karena bisa ngasih makan sapi, kambing, kelinci, disana kami juga memancing ikan, lumayan lho dapet banyak dan bisa di beli untuk di bawa ke rumah.. Per kilo 20rb atau 40rb agak lupa :D soalnya kmrn dapetnya 1/2 atau 1kg bayarnya 20rb. Tiket masuknya cukup murah 40rb/org, disana ada wahana berkuda juga, tp kemarin belum sempet nyobain berkudanya. Cukup lumayan kalo hanya untuk bersantai, dan menyenangkan anak2. Ada musholanya, ada sayur mayur yang bisa di petik.

Video asiknya di wisata ini bisa di lihat di sini  ------> http s://youtu.be/46nQ7snjK0w

Kamis, 22 Desember 2016

Membaca buku

Sekarang rak buku anak2 udh lebih bisa di jangkaum jadi kapan aja adek mau di bacain buki, dia bisa ambil sendiri dan memberikan bukunya ke saya untuk di bacakan.

Membaca buku

Sekarang rak buku anak2 udh lebih bisa di jangkaum jadi kapan aja adek mau di bacain buki, dia bisa ambil sendiri dan memberikan bukunya ke saya untuk di bacakan.

Berkreasi dengan kain flanel

Yeey project hari ini terbungkus... Membuat nama di baju dari kain flanel, fiza suka banget karena bisa langsung keliatan hasilnya. Sorenya bajunya langsung di pake ngaji :).. Cara bikinnya gampang sebenernya, cuma butuh ketlatenan dan kesabaran.
Cuma butuh kain flanel, boleh 1 warna atau beda2 warna, di tulisin pake pulpen atau pensil, gunting, dan di jahit pakai tangan, klo punya jahit pake mesin akan jauh lebih rapi ;), tapi untuk kali ini kk fiza belajar mengenal benang dan jarum.. Dalam proses ini pun kk fiza sempet ngerasain kena jarum saat dia lagi mencobanya, tapi dia tetep antusias buat jahit (y)

Berkreasi dengan kain flanel

Yeey project hari ini terbungkus... Membuat nama di baju dari kain flanel, fiza suka banget karena bisa langsung keliatan hasilnya. Sorenya bajunya langsung di pake ngaji :).. Cara bikinnya gampang sebenernya, cuma butuh ketlatenan dan kesabaran.
Cuma butuh kain flanel, boleh 1 warna atau beda2 warna, di tulisin pake pulpen atau pensil, gunting, dan di jahit pakai tangan, klo punya jahit pake mesin akan jauh lebih rapi ;), tapi untuk kali ini kk fiza belajar mengenal benang dan jarum.. Dalam proses ini pun kk fiza sempet ngerasain kena jarum saat dia lagi mencobanya, tapi dia tetep antusias buat jahit (y)

Merangkai karet menjadi tali lompatan

Tangan fiza masih mungil... Kalo merangkai nya pake tangan pasti masih suka lepas2, jadi dia pake gantungan modena jadi tempat ngerangkainya.. Hihi.. Tali ini bisa di pake buat skipping, lompat2, dll.

Merangkai karet menjadi tali lompatan

Tangan fiza masih mungil... Kalo merangkai nya pake tangan pasti masih suka lepas2, jadi dia pake gantungan modena jadi tempat ngerangkainya.. Hihi.. Tali ini bisa di pake buat skipping, lompat2, dll.

Pola kertas

Dengan gunting dan kertas... Udh bisa jadi berbagai kreatifitas.. Salah satu hal kesukaanya itu menggunting kertas, melakban barang kaya online shop :D, kali ini lebih di arakan lagi mengguntingnya sesuai lekukan garis, dan asiknya skrg menggunting kertas dengan pola kupi2, kepala, emoticon, sama bunga dan di lipat seperti melipat kipas mainan.. Bisa jadi kaya sulap lhoo..

Cara bikinnya :
Buat pola gambar yang mau di gunting, berjejeran... Misal bunga, kupu, kepala hewan
Lipat kertas bolak balik menjadi bentuk kipas
Gunting mengikuti pola yang ada jangan sampe terputus satu sama yg lainnya
Dan taaaraaa.... Ketika di buka bentuknya lebih menarik.

Disini juga ada menggunting2 di jadikan bad bunga beserta bunganya, gelas beserta isi es batunya, kupu2 terbang, hewan2 berjejeran, bintang di langit, dan emoticon senyum dan sedih. Fiza juga belajar lagi jurus V A dan S yang bisa di baca VAS

Pola kertas

Dengan gunting dan kertas... Udh bisa jadi berbagai kreatifitas.. Salah satu hal kesukaanya itu menggunting kertas, melakban barang kaya online shop :D, kali ini lebih di arakan lagi mengguntingnya sesuai lekukan garis, dan asiknya skrg menggunting kertas dengan pola kupi2, kepala, emoticon, sama bunga dan di lipat seperti melipat kipas mainan.. Bisa jadi kaya sulap lhoo..

Cara bikinnya :
Buat pola gambar yang mau di gunting, berjejeran... Misal bunga, kupu, kepala hewan
Lipat kertas bolak balik menjadi bentuk kipas
Gunting mengikuti pola yang ada jangan sampe terputus satu sama yg lainnya
Dan taaaraaa.... Ketika di buka bentuknya lebih menarik.

Disini juga ada menggunting2 di jadikan bad bunga beserta bunganya, gelas beserta isi es batunya, kupu2 terbang, hewan2 berjejeran, bintang di langit, dan emoticon senyum dan sedih. Fiza juga belajar lagi jurus V A dan S yang bisa di baca VAS

Crafting dari botol bekas

Ini sd benernya crafting celengan bentuk hewan, tapi mata tangan kakinya udh di pretelin dan di masukin gunting sebagai pegangan... Dan di jadikan tembak tembakan.. Ada temannya pake gantungan baju juga sebagai lawan tembaknya. Hahaha

Crafting dari botol bekas

Ini sd benernya crafting celengan bentuk hewan, tapi mata tangan kakinya udh di pretelin dan di masukin gunting sebagai pegangan... Dan di jadikan tembak tembakan.. Ada temannya pake gantungan baju juga sebagai lawan tembaknya. Hahaha

Ga ada pasir pantai, pasir di halamanpun jadi

Anak2 itu luar biasa ya... Hanya melihat pasir aja fitrah nya muncul :D, mereka bermain dengan bahagia ketika tak ada larangan2 dari orang tuanya.. Biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri... Biarkan dia menjadi anak anak... Bukan dewasa sejak anak anak. Karena waktu anak2 adalah waktu yang singkat, biarkan mereka menikmati waktu yang singkat mereka dengan bahagia

Ga ada pasir pantai, pasir di halamanpun jadi

Anak2 itu luar biasa ya... Hanya melihat pasir aja fitrah nya muncul :D, mereka bermain dengan bahagia ketika tak ada larangan2 dari orang tuanya.. Biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri... Biarkan dia menjadi anak anak... Bukan dewasa sejak anak anak. Karena waktu anak2 adalah waktu yang singkat, biarkan mereka menikmati waktu yang singkat mereka dengan bahagia

Elqi dan mobil

Anak lelaki yang 1 ini emg paling antusias sama yang namanya nyetir mobil... Yaa mungkin karena dulu waktu hamil emaknya pas kursus nyetir. Wkwkw, mungkin karena sering ngliat ayah bundanya nyetir jadilah dia suka banget niruin gaya nyetir.

Elqi dan mobil

Anak lelaki yang 1 ini emg paling antusias sama yang namanya nyetir mobil... Yaa mungkin karena dulu waktu hamil emaknya pas kursus nyetir. Wkwkw, mungkin karena sering ngliat ayah bundanya nyetir jadilah dia suka banget niruin gaya nyetir.

Fiza sholat maghrib

Kalo liat yang begini nih emaknya bahagiaaaaa banget sampe ke ubun2.. Anak mau di ajak sholat sampe rokaan terakhir dengan baca2an nya yang dia bisa, dan dia berdoa ketika udh selese. Doa nya dia katanya minta mobil warna pink :D, mintanya mobil beneran lho bukan mobil2an. Hahaha

Fiza sholat maghrib

Kalo liat yang begini nih emaknya bahagiaaaaa banget sampe ke ubun2.. Anak mau di ajak sholat sampe rokaan terakhir dengan baca2an nya yang dia bisa, dan dia berdoa ketika udh selese. Doa nya dia katanya minta mobil warna pink :D, mintanya mobil beneran lho bukan mobil2an. Hahaha

Ketika mereka berebut minta di bacain buki

Aaaah.... Berebut sana berebut sini, emg ya anak2 masih sukanya berebut apapun. Tp ketika mereka berebut minta di bacain buku mereka masing2, sejujurnha saya suja sekali.. Karena berarti mereka menikmati dengan buku. Bahkan mereka suka gerak2 loncat2 ngikutin apa yang tertera di bacaan.. Waah sekalian olahraga :D, kalo kk fiza, bisa sekalian menghapal doa2. Doa yang udh kk hapal, doa mau makan, doa mau tidur, doa bangun tidur, doa masuk kamar mandi, doa keluar rumah, doa naik kendaraan :)

Ketika mereka berebut minta di bacain buki

Aaaah.... Berebut sana berebut sini, emg ya anak2 masih sukanya berebut apapun. Tp ketika mereka berebut minta di bacain buku mereka masing2, sejujurnha saya suja sekali.. Karena berarti mereka menikmati dengan buku. Bahkan mereka suka gerak2 loncat2 ngikutin apa yang tertera di bacaan.. Waah sekalian olahraga :D, kalo kk fiza, bisa sekalian menghapal doa2. Doa yang udh kk hapal, doa mau makan, doa mau tidur, doa bangun tidur, doa masuk kamar mandi, doa keluar rumah, doa naik kendaraan :)

Berani ke dokter gigi sejak usia dini


Berani ke dokter gigi sejak usia dini


Melatih tanggung jawab sejak dini

Waa elqi udh ngerti instruksi lgo ternyata... Dan ternyata dia tau, apa itu merapikan lagi, ambilin lagi yg jatuh, masukin lagi ke tempatnya... Awesome banget, ketika dia merapikan lagi alat tulis kk nya  yangdan dia pinjem dan berantakan dan  di kembalikan dalam keadaan rapi lagi ;)

Melatih tanggung jawab sejak dini

Waa elqi udh ngerti instruksi lgo ternyata... Dan ternyata dia tau, apa itu merapikan lagi, ambilin lagi yg jatuh, masukin lagi ke tempatnya... Awesome banget, ketika dia merapikan lagi alat tulis kk nya  yangdan dia pinjem dan berantakan dan  di kembalikan dalam keadaan rapi lagi ;)

Rabu, 21 Desember 2016

Bintang dan pesawat yang bersinar malam ini

Anak2 antusias banget di tunjukin bintang sama pesawat terbang malam ini, sepulang jemput ayah pulang kantor, menikmati malam di depan rumah.. Ternyata terlihat bintang yang terlihat besar dan kelap kelip pesawat.. Dd elqi heboh nunjuk2 :D ga mau masuk rumah.. Hihi

Bintang dan pesawat yang bersinar malam ini

Anak2 antusias banget di tunjukin bintang sama pesawat terbang malam ini, sepulang jemput ayah pulang kantor, menikmati malam di depan rumah.. Ternyata terlihat bintang yang terlihat besar dan kelap kelip pesawat.. Dd elqi heboh nunjuk2 :D ga mau masuk rumah.. Hihi